Surat Terakhir

Dear "someone",

Gimana kabarnya? Bae-bae? Hm... Di surat ini, aku ingin memberitahukan bahwa aku kecewa banget sama kamu. Kenapa kamu gak mau terus terang sama aku? Coba klo dari dulu kamu bilang, kejadiannya gak bakalan kayak gini. sekarang, semuanya sudah terlanjur jadi seperti ini. Sekarang, semuanya sudah terbongkar. dan aku sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi belakangan ini. Bahkan, setelah kamu tahu bahwa aku sudah tahu tentang hal ini, kamu masih berdiam diri menjauhi aku seperti itu... Marah? Ya! Kesel? Ya! Kecewa? Sangat! Aku gak tau lagi mau ngomong apa. Memang, apa si yang kamu pikirkan?

Sekarang, aku cuma ingin menenangkan diri dulu. Aku hanya ingin sendiri. Aku bisa terima. Tapi aku butuh waktu untuk itu. Mungkin, setelah Natal dan Tahun Baru. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku ingin seperti dulu. As a friend of course. Tapi aku mau, kamu yang mulai duluan. Bukan aku. Karena aku capek, setiap kali harus aku yang mulai duluan. Dan aku mau, kamu gak marah dengan teman aku ( kalau mau minta maaf, itu akan jauh lebih baik ). Dia cuma ingin membantu. karena dia adalah teman terbaikku. Jika bukan dia, siapa lagi yang akan menceritakan hal itu? Kamu? Sampai kapan? Apakah kamu mau aku jatuh sakit dulu karena stress, baru kamu ceritakan? Berpikirkah kamu kalau selama ini aku menderita akan hal ini? Bukan fisik yang menderita. Tapi hati dan pikiranku yang menderita. Sakit... Sedih... Bingung... Takut... Aku menunggu sampai kamu mau berbicara yang sebenarnya. Tapi sampai sekarang, kamu masih diam.

Well, aku berharap bahwa hubungan kita menjadi seperti dulu lagi. Aku gak mau, karena gara-gara aku, kelompok kita jadi hancur. Jadi terpisah. Aku dapat memastikan bahwa aku baik-baik saja. Dan semua itu terserah sama kamu. Sekarang, kamu yang menentukan semuanya. Bukan aku. Dan bukan orang lain. Semoga kamu bahagia...

With Love,

BeD